Senin, 10 Oktober 2016

Management Proyek Bidang IT & Pendidikan

Assalamu'alikum Wr Wb.

Hai Teman-teman pada kesempatan kali ini saya akan memposting tentang Management Proyek Bidang IT & Pendidikan, yang di sampaikan oleh teman kami yang bernama Ajef Almurnando dari SMKN 1 Banjit Lampung. Langsung saja penjelasannya.

Prinsip Umum Management Proyek 

  George R. Terry telah merumuskan fungsi  fungsi tersebut sebagai POAC (Planning, Organizing, Actuating dan Controling)
  • Planning (Perencanaan)
  • Organizing (Pengorganisasian)
  • Actuating (Penggerakan)
  • Controling (Pengendalian)
A. Pengertian

1. Planning (Perencanaan)
    Planning adalah proses yang secara sistematis mempersiapkan kegiatan guna mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Kegiatan diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka pekerjaan konstruksi, baik yang menjadi tanggung jawab pelaksana (kontruktor) maupun pengawas (konsultan). Kontraktor mmaupun konsultan, harus mempunyai konsep planning-planning yang tepat untuk mencapai tujuan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing.

Pada proses planning perlu diketahui hal-hal sebagi berikut:
  • Permasalahan yang terkait dengan tujuan dan sumber daya yang tersedia.
  • Cara mencapai tujuan dan sasaran engan memperhatikan sumber daya yang tersedia. 
  • Penerjemahan rencana kedalam program-program kegiatan yang kongkrit.
  • Penetapan jangka waktu dapat disediakan guna mencapai tujuan dan sasaran.
2. Organizing (Pengorganisasian)
    Organizing (Pengorganisasian kerja) dimaksudkan sebagai pengaturan atas suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang, dipimpin oleh pimpinan kelompok dalam suatu wadah organisasi. Wadah organisasi ini menggambarkan hubungan-hubungan struktural dan fungsional yang diperlukan untuk menyalurkan tanggung jawab, sumber daya maupun data.

Dalam proses mangement, organisasi berfungsi untuk :
  • menjamin terpeliharanya koordinasi dengan baik.
  • membantu pimpinannya dalam menggerakkan fungsi-fungsi manajemen.
  • mempersatukan pemikiran dari satuan organisasi yang lebih kecil yang berada di dalam kordinasinya.
Dalam fungsi organizing, koordinasi merupakan mekanisme hubungan struktural maupun fungsional yang secara konsisten harus dijalankan. Koordinasi dapat dilakukan melalui mekanisme:
  • Koordinasi vertikal (menggambarkan fungsi komando)
  • Koordinasi horizontal (menggambarkan interaksi satu level)
  • Koordinasi diagonal (menggambarkan interaksi  berbeda level tapi di luar fungsi komando).
Koordinasi vertikal dan bersifat hirarkis:
  • Pelaksana Konstruksi: koordinasi antara General Superintendant dengan Material Superintendant atau dengan Construction Enginer atau dengan Equipment Superintendant.
  • Field Supervision Team, koordinasi antara Sita Enginer denga Quantity Enginer atau dengan Quality Engineer merupakan koordinasi vertikal dan bersifat hirarkis.
Koordinasi horizontal dan bersifat satu level:
  • Pelaksanaan konstruksi, koordinasi antara Material Superintendant dengan Constrction Enginer atau dengan Equipment Superintendant.
  • Field Supervision Team, koordinasi antara Quantity Enginer atau dengan Quality Enginer merupakan koordinasi horizontal dan bersifat satu level.  
Koordinasi diagonal:
  Koordinasi antar general Superintendant dengan Site Engineer merupakan koordinasi horizontal dan bersifat satu level, sedangkan koordinasi antara kepala satuan kerja pekerjaan Civil Works dengan General Superintendant atau dengan Site Engineer merupakan koordinasi vertikal.

3. Actuating (Pergerakan)
    Actuating diartikan sebagai fungsi manajemen untuk menggerakkan orang yang bergabung dalam orgaisasi agar melakukan kegiatan yang telah ditetapkan di dalam planning. Pada tahap ini diperlukan kemampuan pimpinan kelompok untuk menggerakkan, mengarahkan dan memberikan motivasi kepada anggota kelompoknya untuk secara bersama-sama memberikan kontribusi dalam menyukseskan manajement proyek mencapaitujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

4. Controling (Pengendalian)
    Controling diartikan sebagai kegiatan guna manjamin pekerjaan yang telah dilaksanakan sesuai dengan rencana. Didalam manajemen proyek jalan atau jembatan controling terhadap pekerjaan konstruksinya dilakukan oleh kontruktor. Pengawas umum (general superintendat) berkewajiban melakukan pengendalian (secara berjenjang) terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh staf di bawah kendalinya yaitu site administrator, Quantity Surveyor, Materials Superintendant, Construction Engineer, dan Equipment Enginer untuk memastikan masing-masing staf sudah melakukan tugasnya dalam koridor "jaminan kualitas (quality assurance)". Sehingga, tahap-tahap pencapaian sasaran sebagaimana direncanakan dapat dipenuhi.

Ruang lingkup kegiatan controling mencakup pengawasan atas seluruh aspek pelaksanaan rencana, antara lain adalah:
  • Produk pekerjaan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif 
  • Seluruh sumber-sumber daya yang digunakan (manusia, uang, peralatan, bahan)
  • Prosedur dan cara kerjanya.
Controling harus bersifat obyektif dan harus dapat menemukan fakta-fakta tentang pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Rujukan untuk menilainya adalah memperbandingkan antara rencana dan pelaksanaan, untuk memahami kemungkinan terjadinya penyimpangan.

B. Kesimpulan
     Dengan diadakannya shering, kami semua mendapat motivasi tentang Management Proyek Bidang IT & Pndidikan.

C. Referensi
Sekian dari saya, semoga bermanfaat.

Wassalamu'alikum Wr Wb.

0 komentar:

Posting Komentar